Senin, 09 Januari 2012

HARIAN SINAR MATAHARI DAN MESIN CETAK HIEDELBERG

PEREBUTAN PERCETAKAN HARIAN SINAR MATAHARI DAN MESIN CETAK HIEDELBERG
Koran Kedaulatan Rakyat berawal dari sebuah koran dengan bahasa jawa yang bernama “Sedya Tama” yang terbit 2 minggu sekali. Koran Sedyatama adalah satu –satunya Koran pada masa penjajahan atau Indonesia belum merdeka. Direksi penerbitan Koran tersebut adalah R. Royjidto dipercaya pada Brahmono (Alfonsius Suetamo Dwijosarojo). Koran Sedya tama direbut oleh tentara jepang Kemudian tentara Jepang mendirikan percetakan dan menerbitkan Koran sinar matahari.
Perebutan Harian Sinar Matahari dikarenakan Setelah berita Proklamasi 17 Agustus 1945 yang berhasil diterima dari kantor Berita Domei Pusat di Jakarta di kantor Berita Domei Cabang Yogyakarta pada siang hari sekitar pukul 12.00 WIB terdengar dikalangan pemuda pelajar Yogyakarta. Dan Surat Kabar Sinar Matahari tidak memuat berita tersebut tetapi malah berpihak pada Jepang. Samawi menyiasati penyegelan Harian Sinar Matahari yang dilakukan oleh Komite Nasional Indonesia (KNI) Yogyakarta yang diketuai Mr Soedarisman Poerwokoesoemo dan kemudian Pejuang-pejuang Pers di bawah pimpinan Samawi dan Sumantoro mengadakan gerakan merebut Percetakan Harian “Sinar Matahari” yang berada di selatan Hotel Merdeka yang sekarang berganti nama menjadi Hotel Garuda, Jl. Malioboro No.70 Yogyakarta. Harian Sinar Matahari berganti nama menjadi Harian Kedaulatan Rakyat tepat pada tanggal 27 September 1945.
Harian Kedaulatan Rakyat adalah harian bersejarah. Panitia Hari Bersejarah DIY pernah memutuskan adanya 3 hari bersejarah bagi Provinsi DIY
1. Hari Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus
2. Hari Pernyataan Kerajaan Ngayogyokarto Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman sebagai Daerah Istimewa dari Negara RI 5 september pada Amanat 5 September 1945
3. Hari Lahir Harian Kedaulatan Rakyat pada 27 September.
Perintis Harian Kedaulatan Rakyat adalah para pelaku sejarah yang telah mengantarkan harian ini menjadi pengukir sejarah yaitu H Samawi (1913-1984) dan M Wonohito (1912-1984). H Samawi adalah pejuang pers yang telah berkiprah sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang sedangkan M Wonohito adalah penggagas sistem Pers Pancasila.
Harian Kedaulatan Rakyat terbit sejak 27 September 1945, merupakan harian yang tertua di republik ini. Harian Kedaulatan Rakyat bermula dari sebuah koran berbahasa Jawa bernama Sedya-Tama seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya harian Sedya Tama sempat berganti menjadi Harian Sinar Matahari atas kekuasaan Jepang dan menjadi harian Kedaulatan Rakyat setelah direbut kembali oleh rakyat Indonesia.
Mr Soedarisman Poerwokoesoemo yang mengusulkan nama kedaulatan rakyat yang kemudian menjadi i Walikota. Inilah koran nasional pertama pasca Indonesia merdeka. Edisi perdana KR (Kamis Kliwon, 27 September 1945) menjadi penegasan perjuangan RI. Berita utamanya berjudul “Kekuasaan Pemerintah Daerah Djogjakarta” dengan sub-judul “Seluruhnya di Tangan Bangsa Indonesia”. Adapun penyerta berita utama itu berjudul “Indonesia Merdeka adalah Tjiptaan Bangsa Indonesia Sendiri”. Demikianlah harian KR merupakan koran revolusi, media perjuangan yang ikut menentukan sejarah perjuangan kemerdekaan RI. Disamping menjadi pilar sejarah, harian KR adalah penegak ideologi Pers Pancasila. Madikin Wonohito menandaskan bahwa siapa pun yang terlibat dalam penerbitan harus senantiasa mempertimbangkan pemuatan artikel, berita dan karya fiktif yang sesuai dengan sila-sila Pancasila. Pers Pancasila adalah pengamalan ideologi Pancasila dalam dunia pers. Pada ultah KR ke-43 tanggal 27 September 1988 Wonohito mendapat penghargaan “Satya Penegak Pers Pancasila” berdasarkan keputusan Sidang Dewan Pers ke-31 (20-22 September 1988). Dua kekuatan KR sebagai pilar sejarah dan penegak Pancasila merupakan energi tersendiri bagi harian ini..

MESIN CETAK HIEDELBERG
Mesin cetak kuno yang mempunyai merk “HIEDELBERG” adalah produk dari Jerman pada tahun 1850. Kemungkinan besar, mesin cetak HIEDELBERG dulu digunakan untuk mencetak koran “Sedya Tama” yang sempat berganti menjadi “Harian Sinar Matahari” yang kemudian sekarang kita kenal dengan Harian Kedaulatan Rakyat.
Saat ini Mesin cetak merek Hiedelberg telah dihibahkan oleh PT BP Kedaulatan Rakyat kepada Museum Benteng Vredeburg. Keberadaan mesin cetak Hiedelberg ini sangat mendukung diorama sejarah KR yang sudah lebih dulu dipamerkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar